Gurubagicom. Berikut ini kami bagikan latihan soal Kimia materi titrasi asam basa kelas 11 SMA dan kunci jawabannya. Titrasi asam basa merupakan teknik analisisi untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam basa (netralisasi). Larutan yang konsentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku.
Halo Sobat Zenius, di artikel kali ini gue akan membahas mengenai materi Kimia, titrasi asam basa, rumus dan perhitungannya. Mungkin sebagian dari elo masih agak asing dengan istilah “titrasi” ditambah lagi kata asam dan basa di belakangnya, maksudnya apa sih? Oke, biar lebih relate dengan kehidupan sehari-hari, pernah gak elo berbelanja kebutuhan pangan? Pasti pernah dong, ya. Saat berbelanja, pernah gak sih elo melihat komposisi pada kemasan makanannya? Misalnya, elo membeli cuka dan pada botolnya tertera informasi kadar asam cuka CH3COOH sebesar 25%. Nah, cara menentukan apakah persentase tersebut benar atau salah itu bisa menggunakan metode titrasi lho. Coba elo cek label kemasan makanan atau minuman yang bersifat asam/basa, terus cari tau kadarnya, oke kalau udah ketemu coba keep dulu dan ikuti langkah selanjutnya ya! Metode titrasi ada beberapa macam, yaitu asam basa, pengendapan, dan redoks. Untuk kasus asam cuka di atas, kita bisa memastikannya menggunakan titrasi asam basa dan itulah yang akan kita bahas ke depannya. Penasaran apa pengertian dan bagaimana cara perhitungannya? Simak baik-baik penjelasan titrasi asam basa, rumus dan perhitungannya berikut ini ya! Apa Itu Titrasi Asam Basa?Bagaimana Cara Kerja Titrasi?Jenis Titrasi Asam BasaRumus Titrasi Asam BasaContoh Soal Titrasi Asam Basa Apa Itu Titrasi Asam Basa? Menentukan konsentrasi dengan titrasi asam basa dok. Polina Tankhilevich on Pexels Nah, sebelum gue lebih jauh membahas titrasi asam basa, rumus dan perhitungannya. Ada baiknya elo memahami dulu konsep dari titrasi asam basa. Titrasi asam basa adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk menentukan konsentrasi atau kadar suatu zat yang tidak diketahui dengan menggunakan zat yang telah diketahui kadarnya larutan standar. Sesuai dengan namanya, pada prinsipnya memang untuk mengetahui hal tersebut maka zat yang bersifat asam akan dititrasi dengan larutan basa yang telah diketahui kadarnya. Atau sebaliknya, zat yang bersifat basa akan dititrasi dengan larutan asam yang kadarnya sudah diketahui. Simpelnya gini “Ketika elo mau tau suatu kadar dari larutan asam, maka elo harus menintrasinya dengan larutan basa yang udah diketahui kadarnya. Sebaliknya, ketika elo mau tau kadar larutan basa, maka elo harus menitrasinya dengan larutan asam yang udah diketahui kadarnya” Bagaimana Cara Kerja Titrasi? Langkah pertama dari titrasi ini adalah elo harus mengetahui sifat zatnya, apakah asam atau basa. Dengan cara apa? Ukur pH zat tersebut. Bisa menggunakan kertas lakmus juga kok. Intinya, elo harus tau zat tersebut termasuk asam atau basa ya. pH 1-3 adalah asam kuat, ditandai dengan warna merah. pH 4-5 adalah asam lemah, ditandai dengan warna orange. pH 6 adalah asam sangat lemah, ditandai dengan warna kuning. pH 7 adalah netral, ditandai dengan warna hijau. pH 8 adalah basa sangat lemah, ditandai dengan warna biru. pH 9-10 adalah basa lemah, ditandai dengan warna ungu. pH 11-14 adalah basa kuat, ditandai dengan warna violet. Setelah elo tau pH dari zat tersebut, langkah selanjutnya adalah dengan menentukan larutan apa yang akan digunakan untuk menitrasi zatnya. Ingat prinsipnya ya, kalau asam harus dititrasi dengan larutan basa standar dan begitu juga sebaliknya. Tapi, larutan yang digunakan sebagai larutan standar harus sudah diketahui kadarnya. Misalnya gini “Elo punya asam cuka CH3COOH udah jelas kan dia bersifat asam lemah. Kemudian, ada larutan basa NaOH yang udah diketahui kadarnya, yaitu 0,1 M. Berarti tugas elo adalah menintrasi larutan CH3COOH dengan NaOH 0,1 M”. Selanjutnya, penentuan kadar akan menggunakan reaksi penetralan yang akan menghasilkan garam dan melepaskan air H2O. Elo harus ingat kalau pada prinsipnya, larutan asam yang direaksikan dengan basa akan menghasilkan garam dan melepaskan H2O. Asam + Basa → Garam + H2O Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekuivalen yaitu pada saat keadaan asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Tandanya apa? Ada perubahan warna indikator. Nah saat muncul perubahan warna, maka titrasi harus dihentikan. Itulah yang disebut dengan titik akhir titrasi. Selain indikator, elo juga bisa menggunakan pH meter. Tapi, umumnya yang sering digunakan adalah indikator warna. Kalau di laboratorium, elo bisa mempraktikkan langkah-langkah berikut ini supaya lebih mudah dalam memahaminya Ilustrasi proses titrasi di laboratorium Arsip Zenius Larutan asam yang akan dititrasi dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer. Teteskan indikator asam basa sesuai dengan trayek pH. Masukkan larutan pentiter zat yang akan menitrasi ke dalam buret. Teteskan larutan pentiter tersebut ke dalam labu erlenmeyer setetes demi setetes dan hitung volume yang dibutuhkannya. Teteskan terus sampai warna indikator berubah. Ketika muncul perubahan, hentikan titrasi. Didapatlah titik akhir titrasi. Nah, pada materi titrasi asam basa, rumus dan perhitungannya ini, elo juga akan mengenal jenis titrasi asam basa. Setidaknya ada ada dua jenis titrasi asam basa berdasarkan jenis zat terlarut dan larutan standarnya, yaitu titrasi alkalimetri dan titrasi asidimetri. Titrasi Alkalimetri Titrasi alkalimetri adalah titrasi menggunakan larutan standar berupa basa. Kalau elo tanya jenis titrasi apa yang umum digunakan, titrasi ini jawabannya, Pada reaksi ini, ketika larutan standar yang digunakan adalah basa kuat dengan zat terlarut atau sampelnya adalah asam kuat, maka reaksi akhirnya akan menghasilkan pH netral. Namun, jika larutan standarnya basa kuat dengan sampelnya adalah asam lemah, maka pH yang dihasilkan adalah >7 atau pH basa. Contoh titrasi alkalimetri ini apa sih? Gue pakai contoh reaksi yang paling umum digunakan ya, yaitu reaksi antara HCl dengan NaOH. Elo bisa menentukan kan mana yang asam dan mana yang basa? Nah, hasil dari reaksi ini merupakan reaksi penetralan, yaitu berupa garam dan air dengan pH netral. HCl + NaOH → NaCl + H2O Titrasi Asidimetri Selanjutnya, ada titrasi asidimetri yang merupakan kebalikan dari alkalimetri. Titrasi asidimetri adalah titrasi yang menggunakan larutan standar berupa asam. Pada titrasi jenis ini, ketika larutan asam kuat dititrasi dengan basa kuat, maka akan menghasilkan pH netral. Namun, jika larutan asam kuat dititrasi dengan basa lemah, maka hasilnya akan pH < 7 atau bersifat asam. Contoh titrasi asidimetri ini terjadi pada larutan amonium hidroksida NH4OH yang termasuk basa lemah dititrasi dengan larutan asam klorida HCl yang termasuk asam kuat. NH4OH + HCl → NH4Cl + H2O Rumus Titrasi Asam Basa Setelah elo mengetahui konsep dari materi ini, sekarang kita masuk ke titrasi asam basa, rumus dan perhitungannya yuk! Prinsipnya, perhitungan ini berdasarkan atas jumlah mol masing-masing zat yang beraksi dalam satu titrasi. Dalam satu reaksi yang telah selesai, jumlah zat dari suatu reaktan yang digunakan akan sama dengan jumlah zat reaktan lainnya yang bereaksi. Mol asam = Mol basa Mol diperoleh dari konsentrasi dan volume sebagai berikut Mol = konsentrasi x volume Nah, dari persamaan di atas, kita bisa memasukkannya ke dalam rumus pertama Mol asam = Mol basa Konsentrasi x volume asam = Konsentrasi x volume basa Atau bisa juga menggunakan rumus sebagai berikut Ma x Va x na = Mb x Vb x nb Keterangan Ma konsentrasi asamMb konsentrasi basana jumlah valensi asamnb jumlah valensi basaVa volume asamVb volume basa Contoh Soal Titrasi Asam Basa Contoh Soal 1 Di bawah ini yang merupakan pengertian titrasi asam basa adalah … Titrasi asam basa adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk menentukan konsentrasi atau kadar suatu zat yang tidak diketahui dengan menggunakan zat yang telah diketahui kadarnya. Titrasi asam basa adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk menentukan konsentrasi atau kadar suatu zat yang tidak diketahui dengan menggunakan zat yang belum diketahui kadarnya. Titrasi asam basa adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk menentukan konsentrasi atau kadar suatu zat yang diketahui dengan menggunakan zat yang telah diketahui kadarnya. Nah, untuk menjawab soal teori seperti ini elo bisa lihat lagi bagian apa itu titrasi asam basa. Contoh Soal 2 Coba elo liat tabel hasil titrasi larutan CH3COOH dengan larutan BaOH2 0,1 M Berdasarkan data tersebut konsentrasi larutan CH3COOH sebesar… Pembahasan CH3COOH 20 ml + 0,1 M BaOH2 15 ml nah 15 ml diambil dari rata-rata BaOH2 yang digunakan. Terus inget lagi rumus titrasi asam basa yang ini Ma x Va x na = Mb x Vb x nb Keterangan Ma konsentrasi asamMb konsentrasi basana jumlah valensi asamnb jumlah valensi basaVa volume asamVb volume basa Berarti Ma konsentrasi asam = adalah yang dicariMb konsentrasi basa = 0,1 Mna jumlah valensi asam = 1nb jumlah valensi basa = 2Va volume asam = 20 mlVb volume basa = 15 ml Ma x Va x na = Mb x Vb x nbMa x 20 ml x 1 = 0,1 M x 15 ml x 220 Ma = 3Ma = 3/20Ma = 0,15 M Maka konsentrasi larutan CH3COOH sebesar 0,15 M. Itu dia penjelasan mengenai titrasi asam basa, rumus dan perhitungannya. Belajar Kimia ternyata seseru itu ya. Gimana, udah paham kan mengenai materi yang satu ini? Buat elo yang dari tadi nyari-nyari contoh soal dan pembahasan dari materi ini, tenang, Zenius udah nyiapin lengkap dan khusus buat elo. Langsung klik aja banner di bawah ini ya. Baca Juga Artikel Lainnya Titrasi Asam Basa dan Pembahasan Soal. Larutan Asam Larutan Basa Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Titrasiyang melibatkan reaksi asam basa, disebut titrasi asam basa. 2. Titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks, disebut titrasi kompleksometri. 3. Titrasi yang melibatkan reaksi reduksi dan oksidasi disebut titrasi redoks. Berdasarkan larutan baku yang di gunakan, titrasi dibagi menjadi 2 yakni sebagai berikut: Cara kerjaTitrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar pH suatu larutan asam/basa berdasarkan reaksi asam basa. Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang sudah diketahui kadarnya, dan sebaliknya kadar larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya. Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volum larutan disebut titrasi volumetri. Pengukuran volum diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan alat-alat, seperti buret dan pipet yang akan dicari kadarnya dimasukkan ke dalam labu erlemeyer, sementara larutan yang sudah diketahui kadarnya dimasukkan ke dalam buret. Sebelum memulai titrasi, larutan yang akan dititrasi ditetesi larutan indikator. Jenis indikator yang digunakan disesuaikan dengan titrasi yang dilakukan, misalnya Fenolftalein untuk titrasi asam kuat oleh basa teknis, titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit larutan penitrasi melalui buret, ke dalam larutan yang akan dititrasi dalam labu erlemeyer. Penambahan dilakukan terus menerus sampai kedua larutan tepat habis bereaksi yang ditandai dengan berubahnya warna pada saat terjadi perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam habis bereaksi dengan larutan basa. Pendekatan antara titik akhir titrasi dan titik ekuivalen titrasi bergantung pada pH perubahan warna dari larutan indikator. Jika perubahan warna indikator terletak pada pH titik ekuivalen, maka titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika perubahan warna terjadi setelah penambahan larutan penitrasi yang berlebih, maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekuivalen. Perbedaan antara titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator. Jika indikator yang digunakan tepat, maka kesalahan titrasinya kecil. Dilansirdari Encyclopedia Britannica, pada titrasi asam dan basa terjadi reaksi netralisasi. Categories Tanya Jawab Post navigation Asmaul husna Al-Muqaddim artinya?
Titrasi Asam Basa Pengertian, Tujuan, dan Prinsip Titrasi merupakan sebuah prosedur untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikannya volume terukur pada larutan lain yang sudah diketahui konsentrasinya secara dalam proses titrasi, konsentrasi larutan diketahui secara akuran disebut larutan standar ditambahkan secara bertahap ke larutan lain yang konsentrasinya tidak diketahui, hingga reaksi kimia antara kedua larutan kita mengetahui volume larutan standar dan volume larutan yang konsentrasi tidak diketahui dalam titrasi tersebut, maka bersama-sama dengan konsentrasi larutan standar, kita akan dapat menghitung konsentrasi larutan molaritas yang tidak yang digunakan untuk melakukan titrasi dinamakan titrasi meter. Molaritas zat menyatakan jumlah mol zat yang terlarut dalam setiap liter larutan dan dapat digunakan untuk menentukan pengenceran sebuah jenis reaksi yang terjadi, titrasi dibedakan menjadi 3 tiga, yaitu titrasi asam basa, titrasi pengendapan, dan titrasi ulasan ini, hanya akan dibahas mengenai titrasi asam basa. Studi kuantitatif mengenai reaksi netralisasi asam basa paling mudah dilakukan dengan menggunakan teknik yang dikenal sebagai titrasi asam Titrasi Asam BasaDi dalam ilmu kimia, larutan asam basa sering dimanfaatkan untuk menentukan berapa nilai derajat keasaman pH suatu kerja titrasi asam basa adalah zat yang bersifat asam akan dititrasi dengan larutan basa yang sudah diketahui juga sebaliknya, zat yang bersifat basa akan dititrasi dengan larutan asam yang telah diketahui asam basa menerapkan prinsip reaksi asam basa, dimana pada saat suatu senyawa asam dan basa direaksikan, maka akan terjadi reaksi penetralan yang menghasiljan suatu garam dan air dengan pH yang netral 7.Tujuan titrasi asam basa adalah untuk menentukan molatiras larutan yang konsentrasinya tidak asam basa juga untuk menentukan persentase massa zat terlarut dalam sebuah larutan asam basa bisa juga digunakan untuk menemukan berapa persen kemurnian dari unsur-unsur kimia dan melakukan tes bagi aktivitas tes gula darah, nutrisi, tes kehamilan, analisis air limbah, dan pengujian air pada akuarium menggunakan aplikasi titrasi asam Kerja Titrasi Asam BasaDi dalam menentukan senyawa yang tidak diketahui kadarnya, terlebih dahulu diketahui zat tersebut bersifat asam atau basa dengan mengukur diketahui sifat zat yang akan diukur kadarnya, maka kita tentukan larutan apa yang akan digunakan untuk mentitrasi zat tersebut, apakah asam atau titrasi, umumnya digunakan alat gelas yang disebut buret. Buret adalah tabung yang telah dikalibrasi secara vertikal dan akan ditangguhkan dengan sumbat tepat pada bagian buret, kita dapat melihat perubahan volume titran sebelum dan sesudah digunakan untuk titrasi. Semakin banyak volume titran yang digunakan. maka konsentrasinya akan semakin Pengertian Destilasi, Tujuan, Jenis, dan Prinsip KerjanyaTeknik Kromatografi, Tujuan, Jenis, dan Prinsip KerjanyaFungsi buret untuk titrasi adalah membantu dalam mengatur aliran cairan ke dalam labu. Pada saat cairan mengalir ke dalam labu, maka indikator pH akan berubah warna menjadi merah muda atau metil dalam titrasi asam basa, zat yang diuji ditambahkan larutan yang telah diketahui kadarnya secara perlahan sehingga terjadi reaksi saat pH dalam larutan campuran tersebut netral, menandakan bahwa semua zat sampel telah bereaksi dengan larutan yang digunakan untuk ulasan mengenai pengertian titrasi asam basa, tujuan, dan prinsip kerjanya. Semoga bermanfaat.
Ingatdasar reaksi titrasi asam basa adalah. reaksi netralisasi sehingga kita bisa menghitung berapa pH saat titik ekuivalen terjadi. Jenis titrasi asam-basa. Terdapat beberapa jenis titrasi asam basa akan tetapi sebelumnya kita akan mengingat kembali apa yang. disebut dengan asam/basa kuat dan asam/basa lemah. Titrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar pH suatu larutan asam/basa berdasarkan reaksi asam basa. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa, mari perhatikan Daftar Isi IsiBab I PENDAHULUANTujuan PercobaanDasar TeoriBab II METODOLOGIMetodeAlat dan BahanCara KerjaBab III HASIL PENGAMATANData Hasil PercobaanPembahasanPertanyaanBab IV PENUTUPKesimpulanSaranDaftar PustakaBab I PendahuluanTujuan PercobaanTujuan percobaan ini adalah menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit hasil titrasi Asam TeoriTitrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar $\text{pH}$ suatu larutan asam/basa berdasarkan reaksi asam basa. Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang sudah diketahui kadarnya, dan sebaliknya kadar larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya. Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volum larutan disebut titrasi volumetri. Pengukuran volum diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan alat-alat, seperti buret dan pipet yang akan dicari kadarnya dimasukkan ke dalam labu erlemeyer, sementara larutan yang sudah diketahui kadarnya dimasukkan ke dalam buret. Sebelum memulai titrasi, larutan yang akan dititrasi ditetesi larutan indikator. Jenis indikator yang digunakan disesuaikan dengan titrasi yang dilakukan, misalnya Fenolftalein untuk titrasi asam kuat oleh basa teknis, titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit larutan penitrasi melalui buret, ke dalam larutan yang akan dititrasi dalam labu erlemeyer. Penambahan dilakukan terus menerus sampai kedua larutan tepat habis bereaksi yang ditandai dengan berubahnya warna indikator. Kondisi pada saat terjadi perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam habis bereaksi dengan larutan basa. Pendekatan antara titik akhir titrasi dan titik ekuivalen titrasi bergantung pada $\text{pH}$ perubahan warna dari larutan indikator. Jika perubahan warna indikator terletak pada $\text{pH}$ titik ekuivalen, maka titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika perubahan warna terjadi setelah penambahan larutan penitrasi yang berlebih, maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekuivalen. Perbedaan antara titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator. Jika indikator yang digunakan tepat, maka kesalahan titrasinya titrasi, ada saat dimana terjadi perubahan pH secara drastis. Kondisi ini terjadi saat titrasi mendekati titik ekuivalen. Perubahan ini akan tetap terjadi meskipun larutan penitrasi yang ditambahkan sangat sedikit. Titik ekuivalen dalam titrasi berbeda-beda tergantung jenis titrasinya. Titrasi asam kuat oleh basa kuat dan sebaliknya mempunyai titik ekuivalen pada $\text{pH}$ 7. Titik ekuivalen titrasi asam lemah oleh basa kuat terjadi pada pH basa, antara 8 dan 9. Sementara titik ekuivalen titrasi basa lemah oleh asam kuat berada pada $\text{pH}$ II MetodologiMetodeMetode yang kami gunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan langsung dan dan BahanAlat yang digunakan dalam praktikum ini adalahLabu erlemeyer 250 mLPipet volumetrik 25 mLBuretStatif dan KlemCorong kecilPipet tetesBotol kecil berisi air suling$\text{pH}$-meter telah dikaliberasi atau kertas indikator universalBahan yang digunakan adalahIndikator FenolftaleinLarutan $\text{HCl 0,1 M}$Larutan $\text{NaOH 0,1 M}$Cara KerjaAmbillah 25 mL $\text{HCl}$ dengan pipet volumetrik, lalu pindahkan ke dalam labu 5 tetes indikator Fenolftalein ke dalam labu erlemeyer Buret, Statif, dan Buret dengan larutan $\text{NaOH}$ tepat sampai garis 0 dengan bantuan kran Buret secara perlahan sehingga $\text{NaOH}$ mengalir tepat ke dalam labu erlemeyer. Lakukan pengukuran $\text{pH}$ dengan $\text{pH}$-meter atau kertas indikator universal pada saat penambahan $\text{NaOH}$ mencapai masing-masing volume seperti yang tercantum pada tabel hasil pengamatan. Selama penambahan $\text{NaOH}$, goyangkan labu erlemeyer agar $\text{NaOH}$ tercampur dengan larutan. Amati perubahan warna larutan yang III Hasil PengamatanData Hasil PercobaanVolume $\text{NaOH}$$\text{pH}$Warna0,0 mL1Bening10,0 mL1Bening15,0 mL2Bening20,0 mL4Bening24,0 mL9Ungu24,9 mL9Ungu25,0 mL9Ungu25,1 mL9Ungu25,5 mL10Ungu27,0 mL10UnguPembahasanDari percobaan yang dilakukan, terlihat bahwa pH larutan mengalami kenaikan sedikit demi sedikit sampai pada penambahan 20 mL $\text{NaOH}$. Setelah penambahan 24 mL $\text{NaOH}$ terjadi perubahan $\text{pH}$ yang cukup drastis dan diikuti perubahan warna larutan. Larutan yang tadinya bening berubah menjadi warna percobaan ini, terjadi kesalahan titrasi, yaitu adanya perbedaan antara titik ekuivalen dengan titik akhir titrasi. Titrasi berakhir lebih cepat, yaitu saat penambahan 24 mL $\text{NaOH}$, yang seharusnya sama dengan titik ekuivalen, yang dicapai saat penambahan 25 mL $\text{NaOH}$. Setelah titik ekuivalen terlewati, perubahan pH berjalan secara perlahan 1Hitunglah $\text{pH}$ larutan dari reaksi 25 mL $\text{HCl 0,1 M}$ dengan 10 mL $\text{NaOH 0,1 M}$. Bandingkan hasilnya dengan data hasil kita hitung mol dari $\text{HCl}$ dan $\text{NaOH}$.$$\begin{aligned}\text{n HCl} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,025 \cdot 0,1=0,0025 \text{ mol} \\\text{n NaOH} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,01 \cdot 0,1=0,001 \text{ mol}\end{aligned}$$Pereaksi pembatas dalam reaksi ini adalah $\text{NaOH}$, di mana tersisa $\text{HCl}$ sebanyak $0,0025-0,001=0,0015 \text{ mol}$. Berikutnya, kita menghitung molaritas dari ion $\text{H}^+$.$$[H^+] = [\text{HCl}] = \frac{\text{mol}}{\text{V}} = \frac{0,0015}{0,035} = 0,042 \text{ M}$$Jadi, $\text{pH}$ larutan adalah$$-\log [\text{H}^+] = -\log 0,042 = 1,337$$Hasil percobaan menunjukkan $\text{pH}$ 1, tidak berbeda jauh dengan hasil 2Hitunglah $\text{pH}$ larutan dari reaksi 25 mL $\text{HCl 0,1 M}$ dengan 25 mL $\text{NaOH 0,1 M}$. Bandingkan hasilnya dengan data hasil kita hitung mol dari $\text{HCl}$ dan $\text{NaOH}$.$$\begin{aligned}\text{n HCl} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,025 \cdot 0,1=0,0025 \text{ mol} \\\text{n NaOH} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,025 \cdot 0,1=0,0025 \text{ mol}\end{aligned}$$Karena $\text{n HCl}=\text{n NaOH}$, maka garam $\text{NaCl}$ yang terbentuk bersifat netral. Jadi, $\text{pH}$ larutan adalah percobaan menunjukkan $\text{pH}$ 9, berbeda cukup jauh dengan hasil 3Hitunglah $\text{pH}$ larutan dari reaksi 25 mL $\text{HCl 0,1 M}$ dengan 25,1 mL $\text{NaOH 0,1 M}$.Pertama, kita hitung mol dari $\text{HCl}$ dan $\text{NaOH}$.$$\begin{aligned}\text{n HCl} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,025 \cdot 0,1=0,0025 \text{ mol} \\\text{n NaOH} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,0251 \cdot 0,1=0,00251 \text{ mol}\end{aligned}$$Pereaksi pembatas dalam reaksi ini adalah $\text{HCl}$, di mana tersisa $\text{NaOH}$ sebanyak $0,00251-0,0025=0,00001 \text{ mol}$. Berikutnya, kita menghitung molaritas dari ion $\text{H}^+$.$$[OH^-] = [\text{NaOH}] = \frac{\text{mol}}{\text{V}} = \frac{0,00001}{0,0501} = 0,0002 \text{ M}$$Akibatnya$$\text{pOH}=-\log [\text{OH}^-]=-\log 0,0002=3,669$$Jadi, $\text{pH}$ larutan adalah$$14-\text{pOH}=14-3,669=10,301$$Hasil percobaan menunjukkan $\text{pH}$ 9, berbeda sedikit dengan hasil 4Mengapa dalam setiap titrasi selalu diperlukan indikator?Karena dengan memberikan indikator, zat yang dititrasi akan mengalami perubahan warna. Perubahan warna ini merupakan tanda bahwa titrasi harus dihentikan. Titik dimana titrasi dihentikan disebut titik akhir IV PenutupKesimpulanTitrasi adalah prosedur untuk menentukan kadar konsentrasi suatu larutan berdasarkan reaksi asam basa dengan larutan yang sudah diketahui kadarnya. Kesalahan titrasi yang hanya sebesar 1 mL tidak terlalu berpengaruh pada perhitungan kadar larutan. Kadar $\text{HCl}$ yang kami dapat dari percobaan ini adalah $0,104 \text{ M}$, hanya berbeda sedikit dengan kadar sebenarnya $0,1 \text{ M}$.SaranSaat melakukan titrasi, buka kran secara perlahan sehingga larutan penitrasi mengalir dari buret dengan jumlah yang sesuai dengan data $\text{pH}$ larutan setiap kali ditambah $\text{NaOH}$ dengan PustakaSutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung Unggul. 2007. Kimia XI. Surakarta PHiBETA.
Berdasarkanreaksi yang terjadi selama reaksi selama titrasi volumetri dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis : 1. Reaksi asam basa (netralisasi) Penetapan kadar ini berdasarkan pada perpindahan proton dari zat yang bersifat basa atau asam baik dalam lingkungan air tau bebas air. 2.
VIVA – Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam yang diketahui kadarnya. Atau sebaliknya, penentuan kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang diketahui, dengan didasarkan pada reaksi netralisasi. Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan saat asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen umumnya dapat ditandai dengan perubahan warna dari indikator. Sementara itu, keadaan saat titrasi harus dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna disebut titik akhir memperoleh hasil titrasi yang tepat, maka selisih antara titik akhir titrasi dengan titik ekivalen harus diusahakan seminimal mungkin. Hal ini dapat diupayakan dengan memilih indikator yang tepat pada saat titrasi, yakni indikator yang mengalami perubahan warna atau trayek pH di sekitar titik ekivalen. Sebagai contoh, pada label botol cuka makan umumnya terdapat informasi kadar cuka. Jika pada suatu botol cuka tertulis 25% asam cuka, bagaimana cara memastikan kebenaran kadar yang tertera tersebut?Nah, penentuan kadar asam cuka dapat dilakukan dengan prosedur eksperimen menggunakan metode titrasi asam basa, Sobat titrasi asam basa1. Asam yang akan dititrasi dimasukkan dalam erlenmeyer, kemudian ditetesi indikator asam-basa yang sesuai dengan trayek Masukkan pentiter basa dimasukkan ke dalam buret, dan ditambahkan dalam erlenmeyer setetes demi setetes sambil menghitung berapa volume yang Ketika warna indikator berubah, hentikan titrasi titik akhir titrasiPerubahan pH pada Titrasi Asam BasaPada saat larutan basa ditetesi dengan larutan asam, pH larutan akan turun. Sebaliknya, jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa, maka pH larutan akan naik. Jika pH larutan asam atau basa diplotkan sebagai fungsi dari volum larutan basa atau asam yang diteteskan, maka akan diperoleh suatu grafik yang disebut kurva titrasi. Kurva titrasi asam basa menunjukkan perubahan pH larutan selama proses titrasi asam dengan basa, atau sebaliknya. Bentuk kurva titrasi memiliki karakteristik tertentu yang bergantung pada kekuatan dan konsentrasi asam dan basa yang Macam-Macam Kurva Titrasi Asam BasaTitrasi asam kuat dengan basa kuat Titrasi asam kuat dengan basa kuat - Zat pentiter adalah basa kuat. - Daerah perubahan pH drastis 4 – pH titik ekuivalen Indikator yang dapat digunakan adalah metil merah, bromtimol biru, dan fenolftalein lebih tajam.- Contoh HCl dengan basa kuat dengan asam kuat Titrasi basa kuat dengan asam kuat - Zat pentiter adalah asam Daerah perubahan pH drastis 4 – pH titik ekuivalen Indikator yang dapat digunakan adalah metil merah, bromtimol biru, dan fenolftalein lebih tajam.- Contoh NaOH dengan asam kuat dengan basa lemah Titrasi asam kuat dengan basa lemah - Zat pentiter adalah basa Daerah perubahan pH drastis 4 – pH titik ekuivalen 5 – Indikator yang dapat digunakan adalah metil Contoh HCl dengan basa lemah dengan asam kuat Titrasi basa lemah dengan asam kuat - Zat pentiter adalah asam Daerah perubahan pH drastis 4 – pH titik ekuivalen 5 – Indikator yang dapat digunakan adalah metil Contoh NH4OH dengan basa kuat dengan asam lemah Titrasi basa kuat dengan asam lemah - Zat pentiter adalah asam Daerah perubahan pH drastis 7 – pH titik ekuivalen 8 – Indikator yang dapat digunakan adalah Contoh NaOH dengan asam lemah dengan basa kuat Titrasi asam lemah dengan basa kuat - Zat pentiter adalah basa Daerah perubahan pH drastis 7 – pH titik ekuivalen 8 – Indikator yang dapat digunakan adalah Contoh CH3COOH dengan asam lemah menggunakan basa lemah dan sebaliknya tidak dilakukan karena1. Perubahan drastis pH terjadi sangat Tidak ada indikator yang cukup teliti untuk mengamati Reaksi berlangsung lambat dan tidak Titrasi Asam BasaRumus titrasi asam basa yang digunakan untuk menentukan konsentrasi asam/basa adalah sebagai berikut Rumus titrasi asam basa monovalen Jika larutan asam basa bukan merupakan monovalen atau polivalen valensi lebih dari 1, gunakan rumus sebagai berikut Rumus titrasi asam basa polivalen Jenis Titrasi Asam BasaNah, pada materi titrasi asam basa, rumus dan perhitungannya ini, elo juga akan mengenal jenis titrasi asam basa. Setidaknya ada ada dua jenis titrasi asam basa berdasarkan jenis zat terlarut dan larutan standarnya, yaitu titrasi alkalimetri dan titrasi Titrasi AlkalimetriTitrasi alkalimetri adalah titrasi menggunakan larutan standar berupa basa. Kalau elo tanya jenis titrasi apa yang umum digunakan, titrasi ini jawabannya, Pada reaksi ini, ketika larutan standar yang digunakan adalah basa kuat dengan zat terlarut atau sampelnya adalah asam kuat, maka reaksi akhirnya akan menghasilkan pH netral. Namun, jika larutan standarnya basa kuat dengan sampelnya adalah asam lemah, maka pH yang dihasilkan adalah >7 atau pH titrasi alkalimetri ini apa sih? Gue pakai contoh reaksi yang paling umum digunakan ya, yaitu reaksi antara HCl dengan NaOH. Elo bisa menentukan kan mana yang asam dan mana yang basa? Nah, hasil dari reaksi ini merupakan reaksi penetralan, yaitu berupa garam dan air dengan pH + NaOH → NaCl + H2O2. Titrasi AsidimetriSelanjutnya, ada titrasi asidimetri yang merupakan kebalikan dari alkalimetri. Titrasi asidimetri adalah titrasi yang menggunakan larutan standar berupa asam. Pada titrasi jenis ini, ketika larutan asam kuat dititrasi dengan basa kuat, maka akan menghasilkan pH netral. Namun, jika larutan asam kuat dititrasi dengan basa lemah, maka hasilnya akan pH 7. Ketika suatu asam lemah bereaksi dengan basa lemah, larutan pada titik ekivalen akan bersifat basa jika kebasaannya cukup kuat serta bersifat asam jika keasamannya cukup kuat. Jika keduanya sama kuat, maka pH ekivalen akan netral. Tetapi, asam lemah tidak selalu ditirasi dengan basa lemah karena perubahan warna yang ditunjukkan oleh indikator terkadang sangat cepat, sehingga karenanya sangat sulit bagi pengamat untuk melihat perubahan warna di mana indikator mengalami perubahan warna disebut sebagai titik akhir titrasi. Suatu indikator yang sesuai harus dipilih, lebih disukai indikator yang akan mengalami perubahan warna titik akhir titrasi yang terdekat dengan titik ekivalen titrasi. Titrasi asam-basa dilakukan dengan indikator bromotimol biru, untuk titrasi asam kuat-asam lemah, indikator fenolftalein pada titrasi asam lemah - basa kuat, dan metil jingga untuk titrasi asam kuat - basa lemah. Jika basa berada di luar rentang pH indikator-indikator tersebut, misalnya basa dengan pH > dan asam dengan pH > dapat digunakan indikator Alizarin kuning. Sementara itu, jika asam di luar rentang pH, misalnya pH < dan basa dengan pH < indikator Timol biru dapat titrasi Pertama, buret harus dibilas dengan larutan standar, pipet larutan yang tidak diketahui konsentrasinya, dan dimasukkan ke dalam buret tersebut. Kedua, larutan dengan konsentrasi yang belum diketahui dengan sejumlah volume tertentu harus diambil dengan pipet ukur dan ditempatkan ke dalam labu erlenmeyer, bersama dengan sejumlah kecil indikator yang telah dipilih. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya kemudian harus dikeluarkan dari buret, ke dalam labu erlenmeyer. Pada tahap ini perkiraan kasar jumlah larutan dibutuhkan untuk menetralisasi larutan dengan konsentrasi yang belum diketahui. larutan dibiarkan keluar dari buret sampai indikator berubah warna dan nilai pada buret harus dicatat. Nilai tersebut dicatat sebagai volume kasar titrasi dan harus dikeluarkan dari perhitungan apapun. Setidaknya tiga kali titrasi triplo atau lebih harus dilakukan, agar lebih akurat, dengan mempertimbangkan kira-kira di mana titik akhir akan terjadi. Pembacaan awal dan akhir pada buret sebelum memulai titrasi dan pada titik akhir, masing-masing harus dicatat. Mengurangkan volume awal dari volume akhir akan menghasilkan jumlah titran digunakan untuk mencapai titik akhir. Titik akhir tercapai hanya ketika indikator berubah warna secara permanen. 4 Jenis Makanan dan Minuman Diam-diam Penyebab Kerusakan Gigi Namun, mengonsumsi makanan tertentu dan meminum jenis minuman tertentu dapat memengaruhi mulut dan gigi kita dengan berbagai cara. 15 Desember 2022

s Reaksi asam-basa merupakan reaksi kimia yang melibatkan pereaksi asam dan basa, yang dapat digunakan dalam menentukan pH. Beberapa kerangka teoritis menyediakan konsepsi alternatif bagi mekanisme reaksi dan aplikasinya dalam penyelesaian masalah terkait; kerangka tersebut dikenal sebagai teori asam-basa, sebagai contoh, teori asam basa

- Titrasi adalah teknik kimia analitik yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu senyawa dalam suatu larutan. Titrasi melibatkan penambahan secara bertahap suatu larutan standar ke dalam sampel larutan yang akan diukur. Tujuan dari titrasi adalah untuk mengetahui titik akhir reaksi, yaitu titik ketika reaksi antara sampel dan larutan standar sudah selesai. Pada titik akhir reaksi, konsentrasi senyawa dalam sampel dapat adalah salah satu metode dalam analisis kimia. Menurut KBBI, titrasi adalah penentuan kadar dari suatu zat dalam suatu campuran dengan menambahkan bahan penguji yang dapat bereaksi dengan zat tersebut. Istilah titrasi biasa juga disebut dengan volumetri yang merupakan salah satu metode analisis kimia yang cepat dan akurat, juga merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk menentukan kadar suatu unsur atau senyawa dalam suatu larutan. Selain volumetri, titrasi juga dikenal dengan istilah Dasar Titrasi Secara umum, prinsip dasar metode titrasi didasarkan pada suatu reaksi dari suatu larutan standar dengan larutan yang belum diketahui konsentrasinya seperti digambarkan sebagai berikut xA + yB -> hasil reaksidimana A adalah larutan titran penitrasi, B senyawa yang dititrasi, dan x dan y adalah jumlah mol dari larutan A dan B. Pada titrasi, untuk mengetahui bahwa suatu reaksi telah tercapai sempurna, digunakan suatu larutan yang disebut dengan larutan indikator untuk mengetahui titik akhir titrasi. Larutan indikator tersebut ditambahkan kedalam larutan yang dititrasi. Larutan indikator akan memberikan warna apabila reaksi antara titran dan titer telah mencapai titik akhir titrasi. Prinsip dasar titrasi adalah bahwa konsentrasi suatu senyawa dapat ditentukan dengan cara menambahkan larutan standar ke dalam sampel larutan yang akan diukur sampai tercapai titik akhir reaksi. Pada titik akhir reaksi, jumlah senyawa dalam sampel akan setara dengan jumlah senyawa dalam larutan standar yang ditambahkan. Rumus Perhitungan Titrasi Tujuan dari titrasi adalah untuk mengetahui kadar atau konsentrasi suatu zat unsur/senyawa dalam suatu larutan. Berdasarkan reaksi umum yang dijadikan dasar prinsip titrasi, maka konsentrasi suatu zat yang belum diketahui dapat dihitung dengan persamaan Konsentrasi B = volume A X Konsentrasi A / Volume B, dimana A adalah larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya dan B adalah larutan yang belum diketahui konsentrasinya. Syarat-syarat Titrasi Ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam melakukan titrasi. Persyaratan tersebut antara lain Reaksi antara titran dan analit harus berlangsung secara stoikiometri dan dari reaksi tersebut tidak terjadi reaksi samping. Reaksi harus berlangsung secara cepat. Reaksi harus kuantitatif, kesetimbangan harus mengarah ke pembentukan produk sehingga dapat diukur secara kuantitatif. Pada titik ekivalen, titik akhir reaksi harus diketahui perubahannya dengan tajam. Harus ada indikator, baik itu langsung atau tidak langsung. Jenis-jenis Titrasi Terdapat beberapa jenis titrasi, berdasarkan jenis reaksi antara analit dan titran, titrasi dibagi menjadi 4 macam, yaitu titrasi asam basa, titrasi pengendapan, kompleksometri dan titrasi redoks. 1. Titrasi Asam Basa Titrasi asam-basa disebut juga netralisasi dimana titrasi ini melibatkan reaksi antara asam dengan basa yang dapat berupa asam kuat atau lemah dengan basa kuat atau lemah. Larutan indikator dalam titrasi asam basa adalah asam organik lemah dan basa organik lemah yang punya dua warna dalam pH larutan yg berbeda, diantaranya adalah indikator pp phenolphtalein. Contoh titrasi asam basa dapat kamu lihat pada bagian akhir artikel asam-basa biasa digunakan untuk menentukan konsentrasi asam atau basa dalam suatu larutan. Titrasi ini melibatkan penambahan larutan standar yang memiliki pH yang berbeda-beda ke dalam larutan yang akan diukur. Pada titik akhir reaksi, pH larutan akan berubah drastis, sehingga titik akhir reaksi dapat ditentukan dengan menggunakan indikator Titrasi pengendapan Titrasi pengendapan merupakan salah satu jenis titrasi dimana hasil reaksinya adalah endapan. Salah satu jenis titrasi pengendapan adalah titrasi argentometri. Terdapat beberapa metode dalam jenis titrasi pengendapan ini, yaitu metode mohr, metode volhard, metode kompleksometri Titrasi kompleksometri atau pembentukan kompleks merupakan titrasi dengan pereaksi yang dapat membentuk senyawa kompleks. Salah satu senyawa kompleks yang umum digunakan sebagai larutan standar dalam titrasi kompleksometri adalah kompleksometri biasa digunakan untuk menentukan konsentrasi senyawa logam dalam suatu larutan. Titrasi ini melibatkan penambahan larutan standar yang mengandung senyawa pengkelat ke dalam sampel larutan yang mengandung senyawa logam. Pada titik akhir reaksi, semua senyawa logam dalam sampel akan terikat oleh senyawa pengkelat, sehingga tidak lagi bereaksi dengan senyawa pengkelat tambahan yang Titrasi redoksTitrasi redoks atau reduksi-oksidasi merupakan titrasi yang melibatkan oksidator dan reduktor. Beberapa jenis titrasi redoks antara lain iodometri, iodimetri, dan redoks umum digunakan untuk menentukan konsentrasi senyawa oksidator atau reduktor dalam suatu larutan. Titrasi ini melibatkan penambahan larutan standar yang merupakan agen reduktor atau oksidator ke dalam sampel larutan yang mengandung senyawa yang akan diukur. Pada titik akhir reaksi, jumlah reduktor atau oksidator yang ditambahkan akan setara dengan jumlah senyawa oksidator atau reduktor dalam Penerapan Titrasi Di LaboratoriumAplikasi analisis metode titrasi dapat dilakukan untuk menentukan konsentrasi suatu senyawa dalam berbagai jenis sampel, seperti air, makanan, obat-obatan, dan produk industri. Beberapa jenis titrasi yang umum dilakukan antara lain adalah titrasi asam-basa, titrasi kompleksometri, dan titrasi adalah contoh analisis titrasi di laboratoriumLaporan Praktikum Standarisasi Larutan NaOH untuk Menentukan Kadar Asam Cuka Perdagangan Asam-basaLaporan Praktikum Titrasi Argentometri ArgentometriLaporan Praktikum Sintesis dan Penentuan Rumus Molekul Senyawa Kompleks Besi II Oksalat PermanganometriLaporan Praktikum Titrasi Asam Basa Asidi-AlkalimetriKESMIPULANTitrasi adalah metode analisis kimia yang dilakukan dengan cara mereaksikan suatu larutan sampel yang belum diketahui konsentrasinya dengan larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya secara pasti. Dalam analisis kimia terdapat beberapa metode yang umum digunakan, baik itu metode yang konvensional maupun yang menggunakan instrumen. Salah satu metode analisis kimia adalah titrasi yang memiliki sebutan lain volumetri dan juga beberapa jenis titrasi yang dapat dilakukan, di antaranya adalah titrasi asam-basa, titrasi kompleksometri, dan titrasi redoks. Masing-masing jenis titrasi memiliki prinsip dasar yang melakukan titrasi, sangat penting untuk memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran, seperti keakuratan dan kebersihan peralatan laboratorium, persiapan sampel dan larutan standar yang baik, serta penggunaan indikator yang sesuai. Dengan memperhatikan semua faktor ini, hasil titrasi dapat diperoleh dengan akurasi dan kepercayaan yang

Dilansirdari Encyclopedia Britannica, pada titrasi asam dan basa terjadi reaksi netralisasi. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Diketahui reaksi: H+ + CN- → HCN Pernyataan berikut yang benar mengenai reaksi di atas adalah? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.
Titrasi asam basa adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui konsentrasi suatu larutan asam basa. Langkah kerja yang dilakukan dalam proses praktikum adalah meneteskan titran tetes demi tetes dari buret ke dalam labu erlenmeyer yang berisi titer. Proses dilakukan sampai mencapai keadaan ekuivalen yaitu saat titran dan titer tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Pada keadaan ekuivalen dalam proses praktikum titrasi asam basa mencapai titik ekuivalen. Pada saat proses yang dilakukan mencapai titik ekuivalen, maka proses titrasi dihentikan. Dari titik ekuivalen dapat diketahui volume titran yang diperlukan saat mencapai titik ekuivalen. Volume yang dibutuhkan ini kemudian digunakan dalam perhitungan. Apa saja alat yang dibutuhkan pada praktikum titrasi asam basa? Bagaimana langkah kerja praktikum titrasi asam basa? Bagaimana bentuk laporan praktikum titrasi asam basa? Sobat idschool dapat mencari tahu jawabannya melalui ulasan di bawah. Daftar isi Tujuan Praktikum Titrasi Asam BasaLandasan Teori Praktikum Titrasi Asam BasaAlat dan Bahan yang Dibutuhkan pada Praktikum Titrasi Asam BasaLangkah Kerja Praktikum Titrasi Asam BasaHasil Percobaan dan PerhitunganPembahasan dan Kesimpulan Baca Juga Praktikum Kimia untuk Menentukan Perubahan Entalpi ΔH dengan Kalorimeter Adapun tujuan praktikum titrasi asam basa meliputi 1 Menentukan kemolaran atau konsentrasi larutan 2 Mengetahui proses penetralan asam basa dengan metode titrasi3 Memahami dan mengetahui proses kerja titrasi asam basa Landasan Teori Praktikum Titrasi Asam Basa Larutan asam kuat memiliki ion hidrogen H+, sementara basa kuat memiliki ion hidroksida OH‒. Diketahui bahwa asam kuat dan basa kuat dalam air akan terurai sempurna. Sehingga ion hidrogen dan hidroksida dalam proses titrasi dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan. Titrasi adalah sebuah proses untuk menentukan kadar suatu larutan yang belum diketahui konsentrasinya menggunakan larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Larutan yang akan dicari konsentrasi atau kadarnya pada praktikum titrasi asam basa disebut titrat atau analit. Sedangkan larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titer atau titran. Larutan yang kosentrasinya telah diketahui titran/titer pada praktikum titrasi asam basa merupakan larutan standar atau larutan baku. Prinsip kerja dari titrasi berdasarkan pada reaksi penetralan yaitu kadar larutan asam ditentukan dengan larutan basa, begitu juga dengan sebaliknya. Langkah kerja dalam praktikum titrasi asam basa dilakukan dengan mengupayakan titran dan titrat habis bereaksi. Pada saat titran dan tirat habis bereaksi memenuhi kondisi mol asam sama dengan mol basa. Titik di mana saat kondisi mol asam sama dengan mol basa disebut dengan titik ekuivalen. Cara menentukan titik ekuivalen dapat dilakukan dengan bantuan indikator asam basa. Indikator ini ditambahkan pada titran sebelum melakukan proses titrasi. Penambahan indikator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah 2 ‒ 3 tetes menggunakan pipet. Perubahan warna saat titran yang telah ditambahkan indikator menjadi tanda bahwa proses yang berlangsung telah mencapai titik ekivalen. Proses titrasi segera dihentikan saat mulai mulai terjadi perubahan warna larutan. Atau dapat dikatakan bahwa kondisi saat terjadinya perubahan warna indikator menjadi titik akhir titrasi. Besar volume titran yang dibutuhkan selama proses titrasi digunakan dalam perhitungan. Hubungan kemolaran larutan asam asa pada proses titrasi pada titik ekuivalen memenuhi persamaan berikut. Keterangan a = valensi asam jumlah ion H+Va = volume larutan asamMa = konsentrasi larutan asamb = valensi basa jumlah ion OH–Vb = volume larutan basaMb = konsentrasi larutan basa Baca Juga Cara Pemekatan dan Pengenceran Larutan Alat dan Bahan yang Dibutuhkan pada Praktikum Titrasi Asam Basa Daftar alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum titrasi asam terdapat pada daftar berikut. Keterangan dan Sumber gambar 1. Statif dan klem indonetwork; 2. gelas kimia qiano laboratory; 3. burette alatlabor; 4. labu ukur alatlabor; 5. corong gelas medicalogy; 6. Labu Erlenmeyer medicalogy; Alat yang dibutuhkan 1. Buret 1 buah2. Erlenmeyer 3 buah3. Pipet Tetes 1 buah4. Gelas kimia 200 cm3 2 buah5. Labu takar 100 cm3 1 buah6. Corong gelas 1 buah7. Statif Bahan yang dibutuhkan 1. Larutan HCl belum diketahui konsentrasinya 2. NaOH 0,5 M3. Indikator Fenolftalein4. Akuades Baca Juga [Praktiku Kimia] Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi Langkah Kerja Praktikum Titrasi Asam Basa Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan praktikum titrasi asam basa sesuai pada cara-cara berikut. Melakukan pengenceran HCl mengambil larutan HCl sebanyak 5mL, memasukkan ke dalam labu takar 100 cm3, dan menambahkan akuades ke dalam labu takar sampai tanda batas. Mengisi buret dengan larutan NaOH 0,5 M sebanyak 50 mL. Mengambil 10 mL HCl yang telah diencerkan dan masukkan ke dalam labu erlenmeyer. Menambahkan 2 tetes indikator fenolftalein ke dalam larutan HCl pada labu erlemneyer. Melakukukan titrasi dengan cara meneteskan larutan NaOH 0,5 M ke dalam labu erlenmeyer yang berisi larutan HCl dan indikator fenolftalein. Menggoyangkan labu erlenmeyer secara perlahan selama proses titrasi berlangsung. Menghentikan proses titrasi jika larutan dalam labu erlenmeyer telah berubah warna menjadi merah muda dan permanen tidak hilang saat labu erlenmeyer digoyangkan. Mencatat volume NaOH 0,5M yang digunakan. Ulangi percobaan yang sama pada langkah 1 – 8 sebanyak 3 kali. Baca Juga [Praktikum Kimia] Hubungan Koefisien Reaksi dan Jumlah Mol Reaktan Hasil Percobaan dan Perhitungan Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil yang sesuai seperti pada tabel berikut. Rata-rata volume NaOH 0,5 M yang dibutuhkan pada hasil percobaan digunakan pada perhitungan untuk menentukan konsentrasi HCl. Perhitungan untuk menentukan konsentrasi HCl dilakukan seperti pada proses berikut. DiketahuiValensi asam a = 1Volume asam Va = 10 mLValensi basa b = 1Konsentrasi basa Mb = 0,5 MVolume basa Vb = 10,2 mL Menentukan konsentrasi HCl Ma a × Va × Ma = b × Vb × Mb1 × 10 × Ma = 1 × 10,2 × 0,510 × Ma = 5,1Ma = 5,1/10 = 0,51 M Baca Juga [Praktikum Kimia] Hukum Kekekalan Massa Pembahasan dan Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan diperoleh bahwa konsentrasi HCl yang digunakan pada praktikum titrasi asam basa sama dengan 0,51 M. Pada awalnya, larutan NaOH dan larutan HCl yang telah ditambahkan indikator dalam kondisi bening. Pada awal proses titrasi belum terjadi perubahan warna pada HCl dalam labu erlenmeyer. Setelah penambahan NaOH 0,5 M mencapai sejumlah 10 mL mulai terlihat adanya perubahan warna larutan HCl dalam labu erlenmeyer menjadi merah muda. Kesimpulan yang dapat diambil adalah titik ekuivalen pada proses titrasi yang dilakukan terdapat pada saat penambahan 10,1 mL NaOH. Kondisi tersebut merupakan titik akhir titrasi yang ditandai dengan adanya perubahan warna larutan HCl dalam labu erlenmeyer. Pada kondisi tersebut, saat ion asam dan basa tepat habis bereaksi atau saat mol asam sama dengan mol basa. Sekian ulasan praktikum titrasi asam basa yang meliputi cara kerja dan contoh bentuk laporannya. Terima kasih sudah mengunjungi idschooldotnet, semoga bermanfaat! Baca Juga 5 Hukum Dasar Kimia Titrasiasam basa didasarkan pada reaksi netralisasi. Reaksi netralisasi merupakan reaksi yang terjadi antara asam dengan basa yang menghasilkan air dan garam. Dalam titrasi terdapat istilah titik ekuivalen dan titik akhir. Titik ekuivalen merupakan titik saat jumlah mol titran sama dengan jumlah mol titrat. Pengertian Titrasi Asam Basa Titrasi adalah prosedur menetapkan kadar suatu larutan dengan mereaksikan sejumlah larutan tersebut yang volumenya terukur dengan suatu larutan lain yang telah diketahui kadarnya larutan standar secara bertahap. Berdasarkan jenis reaksi yang terjadi, titrasi dibedakan menjadi titrasi asam basa, titrasi pengendapan, dan titrasi redoks. Dalam artikel ini, yang akan dibahas lebih lanjut hanya titrasi asam basa saja. Pada label yang tertera pada botol cuka makan umumnya terdapat informasi kadar cuka tersebut. Misalkan, pada suatu botol cuka tertulis 25% asam cuka, bagaimana cara memastikan kebenaran dari kadar tersebut? Penentuan kadar asam cuka dapat dilakukan dengan prosedur eksperimen menggunakan metode titrasi. Dalam menentukan kadar asam cuka, metode titrasi yang digunakan adalah titrasi asam basa. Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam yang diketahui kadarnya atau sebaliknya, kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang diketahui, dengan didasarkan pada reaksi netralisasi. Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan di mana asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen umumnya dapat ditandai dengan perubahan warna dari indikator. Keadaan di mana titrasi harus dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna disebut titik akhir titrasi. Jadi, untuk memperoleh hasil titrasi yang tepat, maka selisih antara titik akhir titrasi dengan titik ekivalen harus diusahakan seminimal mungkin. Hal ini dapat diupayakan dengan memilih indikator yang tepat pada saat titrasi, yakni indikator yang mengalami perubahan warna di sekitar titik ekivalen. Perubahan pH pada Titrasi Asam Basa Pada saat larutan basa ditetesi dengan larutan asam, pH larutan akan turun. Sebaliknya, jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa, maka pH larutan akan naik. Jika pH larutan asam atau basa diplotkan sebagai fungsi dari volum larutan basa atau asam yang diteteskan, maka akan diperoleh suatu grafik yang disebut kurva titrasi. Kurva titrasi menunjukkan perubahan pH larutan selama proses titrasi asam dengan basa atau sebaliknya. Bentuk kurva titrasi memiliki karakteristik tertentu yang bergantung pada kekuatan dan konsentrasi asam dan basa yang bereaksi. Titrasi asam kuat dengan basa kuat Sebagai contoh, 40 mL larutan HCl 0,1 M ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi sedikit. Berikut kurva titrasi yang menggambarkan perubahan pH selama titrasi tersebut. Kurva titrasi asam basa HCl dengan NaOH. Sumber Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry The Molecular Nature of Matter and Change 7th edition. New York McGraw-Hill Education Dari kurva tersebut dapat disimpulkan Mula-mula pH larutan naik sedikit demi sedikit Perubahan pH drastis terjadi sekitar titik ekivalen pH titik ekivalen = 7 netral Indikator yang dapat digunakan metil merah, bromtimol biru, atau fenolftalein. Namun, yang lebih sering digunakan adalah fenolftalein karena perubahan warna fenolftalein yang lebih mudah diamati. Titrasi asam lemah dengan basa kuat Sebagai contoh, 40 mL larutan CH3COOH 0,1 M ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi sedikit. Berikut kurva titrasi berwarna biru yang menggambarkan perubahan pH selama titrasi tersebut dibandingkan dengan kurva titrasi HCl dengan NaOH yang berwarna merah. Kurva titrasi CH3COOH dengan NaOH dan titrasi HCl dengan NaOHSumber McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry 7th edition. New Jersey Pearson Education, Inc. Dari kurva tersebut dapat disimpulkan Titik ekivalen berada di atas pH 7, yaitu antara 8 – 9 Lonjakan perubahan pH pada sekitar titik ekivalen lebih kecil, hanya sekitar 3 satuan, yaitu dari pH ±7 hingga pH ±10 Indikator yang digunakan fenolftalein. Metil merah tidak dapat digunakan karena perubahan warnanya terjadi jauh sebelum tercapai titik ekivalen. Titrasi basa lemah dengan asam kuat Sebagai contoh, 40 mL larutan NH3 0,1 M ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M sedikit demi sedikit. Berikut ditampilkan kurva titrasi yang menggambarkan perubahan pH selama titrasi tersebut Kurva titrasi NH3 dengan HClSumber McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry 7th edition. New Jersey Pearson Education, Inc. Dari kurva tersebut dapat disimpulkan Titik ekivalen berada di bawah pH 7, yaitu antara 5 – 6 Lonjakan perubahan pH pada sekitar titik ekivalen hanya sedikit, sekitar 3 satuan, yaitu dari pH ±7 hingga pH ±4 Indikator yang digunakan metil merah. Fenolftalein tidak dapat digunakan karena perubahan warnanya terjadi jauh sebelum tercapai titik ekivalen. Perhitungan Konsentrasi Larutan Asam/Basa pada Titrasi Asam Basa Langkah-langkah menghitung konsentrasi larutan asam/basa pada titrasi asam basa 1. Menuliskan persamaan reaksi netralisasi yang terjadi, misal antara larutan asam A dengan larutan basa B 2. Menyatakan perbandingan jumlah mol asam A dan basa B yang bereaksi agar tepat habis bereaksi 3. Menghitung konsentrasi larutan asam/basa dari persamaan perbandingan tersebut dengan, = jumlah mol asam A dan basa B a, b = koefisien reaksi asam A dan basa B MA, MB = molaritas asam A dan basa B VA, VB = volum larutan asam A dan basa B Jika valensi dari asam A dan basa B yang bereaksi diketahui, konsentrasi larutan asam/basa juga dapat dicari dengan rumus Contoh Soal Titrasi Asam Basa Contoh Soal 1 Berapa konsentrasi dari larutan asam asetat CH3COOH jika diketahui untuk titrasi 25 mL larutan CH3COOH tersebut diperlukan 15 mL larutan NaOH 0,05 M agar mencapai titik ekivalen? Jawab Persamaan reaksi netralisasi CH3COOH dengan NaOH CH3COOHaq + NaOHaq → CH3COONaaq + H2Ol Dari persamaan reaksi, diperoleh 1 mol CH3COOH 1 mol NaOH Contoh Soal 2 Sebanyak 40 mL larutan asam sulfat 0,25 M dititrasi dengan suatu basa bervalensi satu, dan ternyata dibutuhkan 57 mL basa tersebut. Berapakah kemolaran basa yang digunakan tersebut? Jawab Reaksi netralisasi terjadi antara asam sulfat H2SO4 asam kuat bervalensi dua dengan suatu basa bervalensi satu. Referensi Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry The Central Science 13th edition. New Jersey Pearson Education, Inc. Johari, & Rachmawati, M. 2009. Kimia SMA dan MA untuk Kelas XI Jilid 2. Jakarta Esis. McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry 7th edition. New Jersey Pearson Education, Inc. Petrucci, Ralph H. et al. 2017. General Chemistry Principles and Modern Applications 11th edition. Toronto Pearson Canada Inc. Purba, Michael. 2006. Kimia 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta Erlangga. Retnowati, Priscilla. 2005. SeribuPena Kimia SMA Kelas XI Jilid 2. Jakarta Erlangga. Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry The Molecular Nature of Matter and Change 7th edition. New York McGraw-Hill Education. Materi Titrasi Asam Basa Kontributor Nirwan Susianto Alumni Kimia FMIPA UI Materi lainnya Larutan Penyangga Stoikiometri Struktur Atom HQWi.
  • 52pnfhisrv.pages.dev/354
  • 52pnfhisrv.pages.dev/464
  • 52pnfhisrv.pages.dev/294
  • 52pnfhisrv.pages.dev/144
  • 52pnfhisrv.pages.dev/141
  • 52pnfhisrv.pages.dev/65
  • 52pnfhisrv.pages.dev/45
  • 52pnfhisrv.pages.dev/476
  • pada titrasi asam dan basa terjadi reaksi